Rabu, 24 April 2024

Budak Sosial Media: Apapun Supaya Populer

Girl From Nowhere, sebuah serial asal Thailand yang ditayangkan perdana pada tahun 2018 silam telah menjadi buah bibir di kalangan penggemar. Bukan hanya penggemad Thai-drama saja, tetapi nyatanya Girl From Nowhere mampu menarik perhatian kalangan pecinta drama karena ceritanya yang "out of the box".

Pemeran utama di serial ini adalah Nanno, seorang siswi SMA. Tidak ada yang aneh dengan Nanno. Dia sangat cantik, pintar, pandai bergaul, dan kaya raya. Namun dirinya berpindah sekolah untuk mengungkapkan rahasia-rahasia yang mencengangkan. Pada salah satu episode yaitu episode 5 yang berjudul Social Love, Nanno dicomblangkan dengan salah satu temannya—Hann—karena tidak sengaja menunjukkan kedekatan di publik. Beberapa orang kemudian menyimpulkan mereka menjalin hubungan, bahkan mengunggah video wawancara mereka ke Facebook. Akibatnya, pasangan Hann-Nanno menjadi topik yang hangat dibicarakan. Mereka bahkan dijuluki sebagai Hanno, gabungan nama antara Hann dan Nanno.

Nanno ingin tahu apakah Hann akan tergiur dengan keuntungan yang didapatkannya karena viral. Ia berusaha menunjukkan kedekatannya dengan Hann di kamera, begitu natural seolah mereka memang berpacaran. Nyatanya Hann juga mengikuti skenario yang dibuat Nanno karena akunnya menjadi ramai penggemar. Meskipun pada saat itu, Hann sudah menjalin hubungan dengan Yui.

Keserakahan Hann akan popularitas justru menjebak hidupnya. Ia terpaksa harus tetap mempertunjukan sisi romantisnya sebagai pasangan Nanno, selamanya.
                          (Nanno dan Hann)

Dari episode ini, ada beberapa hal yang dapat dijadikan pembelajaran berharga. Dalam bermedia sosial, tidak semua konten harus ditanggapi dengan serius. Pada mulanya, konten pasangan Hanno hanya sebagai bahan guyonan oleh teman-teman satu sekolaah mereka. Namun tanggapan warga sekolah, yang begitu ingin melihat perkembangan hubungan Hanno, mendongkrak popularitas mereka. Sayangnya, yang semula didorong karena rasa penasaran menjadi aksi fanatisme. Semua orang tidak terima apabila pasangan Hanno berhenti menunjukan keromantisannya, apalagi sampai putus hubungan. Justru mereka yang memaksa supaya pasangan itu memenuhi ekspetasi terhadap "pasangan remaja yang saling jatuh cinta dan mencintai selamanya".

Ekspetasi yang disuapi terus-menerus, tentu berubah menjadi sebuah fanatisme apabila tidak diolah dengan akal sehat. Banyak warga sekolah itu yang merelakan waktunya untuk menguntit pasangan Hanno, membeli barang-barang Hanno, dan menjadi sensitif apabila ada seseorang yang mengusik. 


Contohnya adalah Yui yang sesungguhnya adalah pacar Hann harus menahan kepahitan ketika melihat pacarnya bermesraan dengan perempuan lagi. Masih begitu menjadi korban bully karena dilabeli sebagai perusak hubungan Hann dan Nanno.

Nyatanya sikap ini sering dijumpai pada saat seseorang tengah mengidolakan orang lain. Apapun akan dikorbankan demi mendukung idolanya; uang, waktu, bahkan diri mereka. Selain itu, seseorang yang terlalu fanatik cenderung susah mengelola emosi serta tidak bisa membedakan antara kehidupan sosial media dan realitas. Bila diteruskan, yang ada hanya merusak diri sendiri. 

Selain itu, janganlah memberikan tekanan kepada idola. Tentunya idola akan berusaha memenuhi keinginan penggemarnya supaya tidak ditinggalkan. Tak jarang tekanan dari para penggemar justru membuat idola menjadi lelah dan stres. Semakin idola berusaha memenuhi ekspetasi orang lain, semakin hilang pula jati dirinya. Seperti Hann yang mulai kehilangan kebebasan dan perasaannya karena tunduk kepada popularitas jagat maya. 

Apabila obsesi terhadap popularitas jagat maya tidak kunjung dihentikan, maka akan menjerumuskan semakin dalam dan dalam. Para penggemar hanya tahu bagaimana cara supaya kebutuhan mereka terpenuhi. Yang dapat mengontrol kehidupan dan kebebasan diri tentunya adalah diri sendiri. Kalau diri sendiri mulai melonggar dan mendewakan media sosial, jangan harap akan ada orang yang mau susah payah menarik dari lingkaran setan itu.

Keputusan seseorang atas hidupnya adalah haknya sendiri. Apabila idola telah memutuskan sesuatu, seperti berpacaran, bukan berarti penggemar harus menunjukan ketidaksetujuannya dengan bereaksi buruk. Akibat ketidakterimaan penggemar Hanno terhadap hubungan Hann dan Yui, mereka bahkan tega membully Yui. 

Bermedia sosial dengan bijak. Tidak semua yang kita tonton adalah realita. Bisa jadi telah dipersiapkan sebelumnya untuk memenuhi keinginan konsumen. Semua orang mempunyai hak atas hidup dan kebebasannya. Janganlah mengendalikan orang lain untuk bersikap seperti yang Anda inginkan. Hal itu hanya akan merusak diri sendiri dan orang lain. Mengidolakan boleh, asal jangan berlebihan. Bagaimanapun idola juga seorang manusia, yang punya sisi buruknya masing-masing.

Ingat sekali lagi, tidak semua yang Anda tonton adalah realita.

Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar